Detik berganti menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari. Berulang-ulang terus menerus dalam kehidupan manusia yang seringkali tidak diketahui arah dan tujuannya. Kita seringkali mengalami turbulens dalam kehidupan, sebuah fase dalam kehidupan, yang akhirnya harus diyakini sebagai sesuatu yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Dalam menjalani setiap fase tersebut, kita bertemu dengan begitu banyak tipe manusia yang membentuk kehidupan kita. Seringkali mereka menfrustasikan kita, seringkali mereka mengecewakan kita, dan membawa kita ke dalam sebuah keadaan di mana kita tidak dapat maju lagi dalam kehidupan. Bukan berarti kita terjatuh dan berada dalam sebuah lubang tanpa dasar, tapi kita berada dalam sebuah keadaan stagnan, di mana kita berhenti dalam semua aspek kehidupan kita. Resesi pribadi, seperti juga dunia yang berada dalam ancaman resesi ekonomi terbesar yang pernah dialami mahluk bernama manusia.
Entahlah, di saat di mana manusia tidak dapat maju lagi dalam hal yang ia lakukan, ia merasa selalu seperti berada dalam wahana roller coaster di mana adrenalin yang ia rasakan, hanyalah halusinasi sesaat untuk sedikit percaya bahwa segala sesuatunya baik – baik saja, dan dirinya dalam keadaan baik. Tapi yang dirasakan hanyalah kefrustasian akan sesuatu yang tidak dapat dibawa maju, kemana pun ia melangkah.
Kefrustasian akan batasan-batasan absurd yang tidak akan pernah membawanya ke manusia yang ia inginkan, akan makna persahabatan yang terlalu dalam sampai mereka yang melakoninya sendiri, tidak mengerti apa sebenarnya arti persahabatan, dan meyakini kalau berpisah di jalannya masing-masing adalah pilihan yang terbaik. Atau ketika pekerjaan yang dijalani hanyalah pertempuran politik tanpa batas yang mendemotifasi seorang pekerja paling berdedikasi sekalipun. Atau ketika menyadari bahwa ia begitu mencintai negara tempat kelahirannya, sampai ia menyadari dan menanyakan masih adakah figur yang akan meniginspirasikan bangsa ini dan menjadikannya bangsa yang besar seperti yang telah dilakukan nenek moyang kita beradab-abad yang lampau. Di saat-saat seperti ini, tidak ada lagi yang dapat dipecayai, semuanya hanyalah seperti usaha menjaring angin, dan yang membuat dirinya berasa lebih baik, hanyalah ketika ia mendengarkan musik yang ia cintai di kepalanya.
Akankah semua ini berakhir? Sebuah prinsip yang diyakini adalah selalu percaya apa yang ia lakukan adalah yang terbaik, dan meninggalkan semua yang ada di belakang. Selalu berusaha, karena cepat atau lambat semuanya itu akan membuahkan hasil. Tapi di mana kita sudah melakukan segalanya, kemudian menemukan jalan buntu di banyak hal, apakah yang dapat dilakukan lagi? Tidur dan bermimpi adalah hal ternyaman yang dapat dilakukan, tapi mimpi juga harus dikerjakan, karena bila tidak mimpi akan tetap menjadi bayangan indah yang kita punyai waktu kita tidur, dan menguap waktu kita terbangun menghadapi hari.
Sebenarnya, bila diperhatikan lagi dan lagi, kita selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mengagumkan dan menakjubkan yang berada di sekitar kita. Memang manusia juga yang selalu membuat kita kecewa terhadap kehidupan, memang mereka juga yang selalu akan menfrustasikan kita. Tapi kita harus selalu ingat, tidak setiap manusia dapat kita menangkan untuk diri kita sendiri. Bila kita dikecewakan oleh manusia – manusia yang kita jumpai, bukan berarti mereka selalu akan mengecewakan. Kita juga harus ingat, ada manusia – manusia yang selalu siap menerima kita, mendukung kita, dan membuat kita tersenyum ketika kita tidak lagi menemukan jalannya. Bila manusia yang tadinya selalu berada di sisi kita menghilang, mungkin memang itu salah satu jalan untuk diri kita sendiri dalam proses mencari arti dari manusia itu sendiri, dan selanjutnya mengerti makna kehidupan ini.
Kita akan selalu berada di persimpangan jalan, entah arah mana pun yang kita pilih, kita hanya harus selalu percaya kalau keputusan kita dan arah yang kita pilih adalah segala sesuatunya yang akan membawa kita menuju tujuan kita. Karena bila kita pun terhilang sendiri, tidak akan dapat yang menolong diri sendiri. Ke mana pun kita berjalan, kita hanya harus tetap berjalan dan terus berjalan, dan lihat di sana telah menunggu orang-orang menakjubkan yang akan menyapa dan memeluk kita dalam kehidupan.
David Wahyu Hidayat